Halaman
Bab 10 Budaya Hidup Sehat
161
Budaya Hidup Sehat
10
Bab
Sumber:
www.wordpress.com,
2009
Gambar 10.1
Banjir merupakan salah satu bencana yang sering terjadi di Indonesia.
162
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan untuk SMP/MTs Kelas IX
Kalian tentu sering mendengar atau melihat berita
dari televisi tentang bencana kebakaran, gempa bumi,
banjir, ataupun bencana yang lain. Berbagai bencana
tersebut menimbulkan berbagai kerugian material,
bahkan tidak jarang memakan banyak korban jiwa.
Sangat mengerikan, bukan? Untuk menghindarkan diri
dari bahaya bencana yang bisa datang sewaktu-waktu,
maka diperlukan pemahaman tentang cara menghadapi bencana alam yang akan
dibahas pada materi berikut. Dengan mempelajari bab ini, kalian akan dibekali
pengetahuan untuk menyelamatkan diri dalam menghadapi berbagai bencana
alam yang bisa datang sewaktu-waktu.
Setelah mempelajari materi pada bab ini, siswa diharapkan dapat:
1. mengetahui penyebab terjadinya bahaya kebakaran,
2. memahami bahaya akibat kebakaran, dan
3. memahami cara menghindari bahaya kebakaran.
Tujuan Pembelajaran
Pernahkah kalian membayangkan dunia ini tanpa api? Bila dapat dikendalikan,
api akan memiliki banyak kegunaan, misalnya untuk memasak. Tapi bila sudah
tidak dapat dikendalikan lagi maka akan menjadi kebakaran. Kebakaran dapat
mengakibatkan kerusakan bangunan, kerusakan lingkungan, bahkan kematian.
Untuk itu perlu dilakukan usaha-usaha pencegahan kebakaran.
Pencegahan kebakaran adalah usaha mewaspadai faktor-faktor yang bisa
menyebabkan terjadinya kebakaran dan mengambil langkah-langkah untuk
mencegah kemungkinan tersebut menjadi kenyataan. Pencegahan kebakaran
membutuhkan suatu program pendidikan dan pengawasan, suatu rencana
pemeliharaan yang cermat dan teratur, serta penyediaan dan penempatan
peralatan pemadam kebakaran.
A.
Bahaya Kebakaran
bencana,
kebakaran, banjir,
gempa bumi,
vulkanisme, lava,
magma, korsleting
Kata Kunci
Sumber:
www.microsoft.com,
2009
Gambar 10.2
Salah satu manfaat api bila
dapat dikendalikan adalah untuk memasak.
Bab 10 Budaya Hidup Sehat
163
Pada dasarnya kebakaran dapat diklasifikasikan menjadi tiga. Berikut ini
pengklasifikasiannya.
1. Kebakaran yang disebabkan oleh benda padat, misalnya kertas, kayu, plastik,
karet, busa, dan lain-lain. Media pemadam kebakaran untuk jenis ini berupa
air, pasir, karung goni yang dibasahi, dan alat pemadam kebakaran atau
racun api tepung kimia kering.
2. Kebakaran yang disebabkan oleh benda cair yang mudah terbakar, seperti
bensin, solar, minyak tanah, spirtus, dan alkohol. Media pemadam kebakaran
jenis ini berupa pasir dan alat
pemadam kebakaran atau racun
api tepung kimia kering. Dilarang
memakai air untuk jenis ini karena
berat jenis air lebih berat daripada
berat jenis bahan di atas, sehingga
bila kita menggunakan air maka
kebakaran akan melebar ke mana-
mana.
3. Kebakaran yang disebabkan oleh
listrik. Media pemadam kebakaran
jenis ini berupa alat pemadam
kebakaran atau racun api tepung
kimia kering. Matikan dulu sumber
listrik agar kita aman dalam memadamkan kebakaran.
Musibah kebakaran kadang timbul karena kita kurang hati-hati saat
melakukan sesuatu. Mengingat bahaya kebakaran yang begitu besarnya, maka
kita harus melakukan beberapa hal untuk menghindarinya.
1. Tidak membuang puntung rokok di sembarang tempat.
2. Menyalakan obat nyamuk di tempat yang aman.
3. Meletakkan lilin dan lampu tempel di tempat yang aman.
4. Tidak meninggalkan kompor saat menyala.
5. Tidak meletakkan benda mudah terbakar di dekat sumber api.
6. Mematikan kompor setelah selesai memasak.
7. Sambungan steker listrik tidak boleh menumpuk.
8. Sesering mungkin mengecek kabel di dalam rumah, jangan sampai ada yang
terkelupas.
9. Memeriksa saluran gas dari tabung ke kompor.
10. Menyediakan alat pemadam api ringan.
Berikut ini beberapa upaya penyelamatan kebakaran.
1. Bila menghadapi gejala akan terjadi kebakaran, berbuatlah sesuatu. Kita
dapat berteriak minta pertolongan atau menyalakan alarm.
Sumber:
www.wordpress.com,
2009
Gambar 10.3
Media pemadam kebakaran
harus disesuaikan dengan penyebab
kebakaran.
164
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan untuk SMP/MTs Kelas IX
Setelah mempelajari materi pada bab ini, siswa diharapkan dapat:
1. memahami bahaya akibat bencana gempa bumi, dan
2. memahami cara menghadapi bencana gempa bumi.
Tujuan Pembelajaran
B.
Bencana Gempa Bumi
Gempa bumi merupakan peristiwa alam yang terjadi karena gangguan
mendadak pada lapisan batuan yang terdapat di dalam bumi sehingga menimbulkan
getaran di permukaan bumi. Gempa bumi yang hebat bisa merusak bangunan dan
harta benda, bahkan menelan korban nyawa manusia. Berdasarkan penyebabnya,
gempa bumi dapat dikelompokkan menjadi tiga.
1. Gempa tektonik, yaitu gempa yang
disebabkan karena pergeseran letak
lapisan kulit bumi. Pergeseran ini
menimbulkan goncangan yang sangat
kuat dan seringkali menimbulkan
kerusakan di permukaan bumi. Jenis
gempa ini sering terjadi di Indonesia.
2. Gempa vulkanik, yaitu gempa yang
disebabkan karena aktivitas gunung
berapi. Gempa vulkanik dapat terjadi
bersamaan, sebelum, atau sesudah
letusan. Gempa vulkanik terjadi karena
tersumbatnya gerakan magma keluar
dari perut bumi. Biasanya gempa vulkanik dapat dirasakan di sekitar area
gunung berapi.
3. Gempa runtuhan, yaitu gempa yang disebabkan karena terjadi runtuhan
tanah pada lubang atau dinding gua dalam tanah.
2. Bila terkurung asap, usahakan berjalan di bawah asap dengan merangkak.
Berat jenis asap lebih ringan dari udara, sehingga asap akan memenuhi bagian
atas ruangan. Jangan lupa, tutup mulut dan hidung dengan kain. Penyebab
jatuhnya korban terbanyak adalah karena banyak asap, bukan akibat
terbakar api.
3. Jangan bersembunyi di kamar mandi. Ketika kebakaran api membesar dan
kamar mandi kering, air akan mendidih. Banyak korban tewas ditemukan
di kamar mandi atau dalam posisi berendam di dalam bak air.
4. Sebaiknya terdapat jalan alternatif di rumah yang dapat digunakan untuk
menyelamatkan diri jika terjadi musibah kebakaran.
5. Jika mengalami luka akibat terbakar, secepatnya dinginkan dengan es atau
disiram air mengalir atau air yang ditambah garam, sambil menunggu
penanganan dari tenaga medis.
Sumber:
www.wordpress.com,
2009
Gambar 10.4
Gempa bumi yang hebat
bisa menimbulkan kerusakan pada
bangunan.
Bab 10 Budaya Hidup Sehat
165
Pusat terjadinya gempa dapat berada di permukaan bumi (episentrum) atau
di bawah permukaan bumi (hiposentrum).
Gempa bumi yang terjadi di kedalaman
laut biasanya sangat berpotensi menimbulkan
gelombang tsunami. Gelombang tsunami
adalah gelombang besar di laut yang muncul
akibat adanya gempa bumi. Jika merasakan
hal seperti ini tindakan kita adalah segera
menjauh dari tepi pantai.
Sampai saat ini, belum ada teknologi yang
dapat meramalkan kapan terjadinya gempa
bumi. Gempa bumi selalu datang
mengguncang
secara tiba-tiba tanpa ada tanda-tanda sebelumnya. Seringkali peristiwa gempa
bumi diikuti dengan jumlah korban dan kerusakan yang hebat. Hal ini disebabkan
orang tidak dapat mempersiapkan diri untuk tindakan penyelamatan. Karena
gempa bumi merupakan bencana yang tidak dapat diprediksi, maka kita harus
selalu waspada dan selalu bersiap menghadapi datangnya bencana gempa bumi.
Berikut ini persiapan-persiapan yang dapat dilakukan sebelum terjadi bencana
gempa bumi.
1. Menentukan tempat-tempat berlindung yang aman jika terjadi gempa bumi.
Tempat berlindung yang aman adalah tempat yang dapat melindungi diri
dari benda-benda yang jatuh atau mebel yang ambruk, misalnya di bawah
meja.
2. Menyediakan air minum untuk keperluan darurat. Bekas botol air mineral
dapat digunakan untuk menyimpan air minum. Kebutuhan air minum biasanya
dua sampai tiga liter sehari untuk satu orang.
3. Menyiapkan tas ransel yang berisi (atau dapat diisi) barang-barang yang sangat
dibutuhkan di tempat pengungsian. Barang-barang yang sangat diperlukan
dalam keadaan darurat misalnya:
a. makanan yang bersifat tahan lama
seperti biskuit;
b. air minum;
c. pakaian;
d. korek api dan lilin;
e. lampu senter dan baterai cadangan;
f. kotak P3K berisi obat pusing, obat
penghilang rasa sakit, obat merah,
plester, pembalut, dan sebagainya;
g. buku tabungan dan uang tunai;
h. helm; dan
i. barang-barang berharga yang harus
dibawa di saat keadaan darurat.
Sumber:
www.nasapunta.blog.dada.net,
2009
Gambar 10.5
Gempa bumi yang terjadi
di kedalaman laut biasanya berpotensi
menimbulkan gelombang tsunami.
Sumber:
www.wordpress.com,
2009
Gambar 10.6
Kotak P3K merupakan
barang-barang yang dibutuhkan di
tempat pengungsian.
166
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan untuk SMP/MTs Kelas IX
Setelah mempelajari materi pada bab ini, siswa diharapkan dapat:
1. memahami bahaya akibat bencana gunung meletus, dan
2. memahami cara menghadapi bencana gunung meletus.
Tujuan Pembelajaran
C.
Bencana Gunung Meletus
4. Mengencangkan mebel yang mudah roboh (seperti lemari pakaian) dengan
langit-langit atau dinding dengan menggunakan logam berbentuk siku atau
sekrup agar tidak mudah rubuh saat terjadi gempa bumi.
5. Mencegah kaca jendela atau kaca lemari pakaian agar tidak pecah berantakan
di saat gempa bumi dengan memilih kaca
safety glass
(kaca yang bila pecah
tidak melukai orang) atau dengan menempelkan kaca film.
6. Mencari tahu lokasi tempat evakuasi dan rumah sakit yang terdekat. Pastikan
untuk tidak pergi ke tempat yang lebih rendah atau tempat yang dekat dengan
pinggir laut untuk menghindari tsunami.
Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan ketika terjadi gempa bumi.
Usahakan untuk tidak panik dan selalu bersiap-siap menyelamatkan diri. Jika
saat gempa kita sedang berada di tengah jalan raya maka kita harus berhati-hati
terhadap papan reklame yang jatuh, tiang listrik yang tiba-tiba rubuh, kabel
listrik, pecahan kaca, dan benda-benda yang berjatuhan dari atas gedung. Usaha-
usaha penyelamatan yang lain adalah:
1. berlindung dari reruntuhan akibat gempa,
2. segera keluar dari bangunan ketika gempa,
3. matikan kompor dan alat-alat elektronik,
4. tetap tenang dan tidak terburu-buru keluar gedung, jangan menggunakan lift,
keluarlah melalui pintu darurat,
5. segera menjauh dari pantai ketika terjadi gempa,
6. jangan mengerem mendadak saat menyetir, kurangi kecepatan, dan hentikan
kendaraan di bahu jalan,
7. pastikan tidak ada anggota keluarga yang tertinggal, dan
8. selalu mengikuti perkembangan informasi.
Indonesia merupakan negara vulkanis dengan jumlah gunung berapi yang
masih aktif ±129 buah dan 70 diantaranya telah menunjukkan erupsinya sejak
tahun 1600. Vulkanisme adalah gejala alam, maka manusia sedapat mungkin
harus mengetahui gejalanya agar dapat menghindari atau mengurangi akibat
negatif dari vulkanisme bagi kehidupannya dan bahkan perlu berusaha untuk
memanfaatkannya. Jika kita tinggal di daerah gunung berapi, maka kita harus
dapat meminimalkan akibat buruk jika gunung itu meletus. Salah satu caranya
adalah dengan mengetahui tanda-tanda gunung meletus, karena sebelum gunung
berapi meletus biasanya ada tandanya.
Bab 10 Budaya Hidup Sehat
167
Sebelum meletus, biasanya gunung ber-
api menunjukkan tanda-tanda berikut.
1. Suhu di sekitar kawah naik.
2. Sumber air banyak yang mengering.
3. Sering terasa adanya gempa bumi (gempa
vulkanik).
4. Binatang yang berada di gunung tersebut
akan banyak yang menuruni lereng karena
suhu terasa panas.
5. Sering terdengar suara gemuruh dari dalam
gunung.
Jika kita melihat tanda-tanda seperti itu
dapat diartikan bahwa gunung berapi akan
meletus dan kita harus segera menyelamatkan
diri dan harta benda ke tempat-tempat yang
lebih aman. Gunung meletus merupakan gejala vulkanisme dengan ditandai keluarnya
magma dari perut bumi.
Magma merupakan campuran cairan dan benda-benda padat yang sangat
panas yang mengalir ke permukaan bumi (suhunya bisa mencapai 900 1100
o
C).
Berikut ini zat-zat yang dikeluarkan ketika gunung berapi meletus.
1. Zat padat (berupa batu-batu, lava, pasir, debu).
2. Zat cair (berupa cairan bersuhu tinggi yang bercampur dengan zat pekat
yang disebut lava atau lahar).
3. Zat gas berupa
solfatara
(sumber gas belerang),
mofet
(sumber gas asam
arang yang sifatnya beracun) dan
fumarol
(sumber uap air).
Gunung api yang meletus dapat mendatangkan kerugian dan keuntungan
bagi kehidupan di muka bumi ini. Berikut ini keuntungan dan kerugian bencana
gunung meletus.
1. Kerugian gunung berapi
Letusan gunung berapi dengan berbagai material yang disemburkannya
dapat menimbulkan korban jiwa dan harta. Berikut ini bentuk kerugiannya.
a. Benda-benda yang berwujud padat baik dalam ukuran besar atau kecil
serta pasir vulkanik dapat merusak bangunan rumah, jembatan, dan ladang
maupun sawah penduduk.
b. Abu vulkanik yang bertaburan di angkasa dapat mengganggu penerbangan
karena pemandangan menjadi gelap. Selain itu abu vulkanik akan menimbun
tanaman pertanian dan perkebunan, yang mengakibatkan gagal panen.
c. Aliran lava (aliran magma ke permukaan bumi yang suhunya sangat tinggi)
dan lahar panas (lumpur panas yang merupakan campuran antara lava dan
air yang berasal dari danau kawah) dapat merusak apa saja yang dilaluinya.
d. Aliran lahar dingin (lumpur yang berasal dari endapan lava/lahar yang
mengalir karena tertimpa hujan) menyebabkan terjadinya banjir lahar,
sungai menjadi dangkal dan memusnahkan apa saja yang dilaluinya.
Sumber:
www.e-smartschool.com,
2009
Gambar 10.7
Sebelum meletus
biasanya gunung berapi menunjukkan
tanda-tandanya.
168
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan untuk SMP/MTs Kelas IX
e. Awan panas yang bergerak sangat cepat dapat menewaskan penduduk
serta hewan dan tumbuhan yang dilewatinya.
f. Gas beracun akibat letusan gunung berapi sewaktu-waktu dapat meng-
ancam penduduk yang tinggal atau berada di daerah sekitar gunung.
g. Letusan gunung berapi yang terjadi di laut dapat menyebabkan terjadinya
gelombang pasang yang merusak (seperti letusan Gunung Krakatau di
Selat Sunda).
2. Keuntungan gunung berapi
a. Letusan gunung berapi dapat menyuburkan tanah.
1) Abu vulkanik yang menutupi daerah pertanian setelah jangka waktu
satu atau dua tahun akan menambah kesuburan tanah untuk jangka
waktu berpuluh tahun.
2) Tanah hancuran bahan vulkanik banyak mengandung unsur hara
yang dapat menyuburkan tanah.
b. Gunung berapi merupakan daerah penangkap hujan yang baik.
c. Terdapat bahan galian yang berharga.
1) Pada masa gunung aktif : belerang, batu apung, traso, batu bangunan.
2) Pada saat gunung beristirahat : besi, emas, perak, timah, marmer,
dan logam lainnya.
Untuk mengurangi jumlah korban jiwa dan harta benda ketika terjadi gunung
meletus, diperlukan berbagai upaya penanggulangan. Berikut ini beberapa upaya
penanggulangan gunung meletus.
1. Adanya peringatan dini mengenai akan terjadinya gunung meletus.
2. Masyarakat mendapat cukup informasi tentang gunung berapi.
3. Daerah rawan letusan tidak dijadikan lahan pemukiman.
4. Pembentukan pusat bantuan secara profesional dan terlatih.
5. Tersedia lahan pengungsian yang jauh dari letusan gunung api.
Terdapat beberapa tingkat isyarat gunung berapi di Indonesia, yang
menunjukkan status dan tingkat keamanannya. Berikut ini tabel yang menunjukkan
tingkat isyarat gunung berapi di Indonesia.
Sumber:
www.e-smartschool.com,
2009
Gambar 10.8
Awan panas
dapat menewaskan makhluk
hidup yang dilewatinya.
Bab 10 Budaya Hidup Sehat
169
Tabel 10.1
Tingkat Isyarat Gunung Berapi di Indonesia
Setelah mempelajari materi pada bab ini, siswa diharapkan dapat:
1. memahami bahaya akibat bencana banjir, dan
2. memahami cara menghadapi bencana banjir.
Tujuan Pembelajaran
D.
Bencana Banjir
Banjir merupakan peristiwa terendamnya daratan karena volume air yang
meningkat. Pada dasarnya banjir terjadi akibat sungai sudah tidak mampu meng-
akomodasikan jumlah air yang mengalir di sungai tersebut, atau jumlah air yang
mengalir melebihi kapasitas sungai untuk mengalirkan air.
No.
Status
Makna
Tindakan
- Tidak ada gejala aktivitas tekanan
magma.
- Level aktivitas dasar.
- Ada aktivitas apapun bentuknya.
- Terdapat kenaikan aktivitas di atas
level normal.
- Peningkatan aktivitas seismik dan
kejadian vulkanis lainnya.
- Sedikit perubahan aktivitas yang
diakibatkan oleh aktivitas magma,
tektonik, dan hidrotermal.
- Menandakan gunung berapi yang
sedang bergerak ke arah letusan atau
menimbulkan bencana.
- Peningkatan intensif kegiatan seismik.
- Jika terus terjadi peningkatan, letusan
dapat terjadi dalam waktu 2 minggu.
- Sosialisasi di wilayah yang terancam.
- Menandakan gunung berapi yang
segera atau sedang meletus atau ada
keadaan kritis yang menimbulkan
bencana.
- Letusan pembukaan dimulai dengan
abu atau asap.
- Letusan berpeluang terjadi dalam
waktu 24 jam.
1.
2.
3.
4.
Normal
Waspada
Siaga
Awas
- Pengamatan rutin
- Survey dan
penyelidikan
- Penyuluhan/
sosialisasi
- Penilaian bahaya
- Pengecekan sarana
- Pelaksanaan piket
terbatas
- Penyiapan sarana
darurat
- Koordinasi harian
- Piket penuh
- Wilayah yang
terancam bencana
dikosongkan
- Koordinasi harian
dan piket penuh
Sumber:
www.google.com,
2009
170
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan untuk SMP/MTs Kelas IX
Akibatnya, air sungai meluap keluar menggenangi daerah sekelilingnya, baik
daerah pertanian maupun daerah permukiman, dan pada keadaan tertentu dapat
menghilangkan harta benda, rumah, dan bahkan nyawa manusia. Sebagian besar
musibah banjir disebabkan karena ulah manusia yang mengabaikan lingkungannya.
Kerusakan lingkungan sering mengakibatkan banjir.
Berikut ini beberapa sebab yang memicu terjadinya banjir.
1. Saluran air yang tidak terpelihara.
2. Kebiasaan membuang sampah ke sungai.
3. Membangun permukiman di daerah resapan air.
4. Curah hujan yang tinggi.
5. Penebangan hutan secara sembarangan di hulu sungai.
Berikut ini hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah banjir.
1. Tidak membuang sampah sembarangan.
2. Merawat saluran air agar tidak tersumbat.
3. Tidak melakukan penggundulan hutan.
4. Mengadakan reboisasi di hutan-hutan yang gundul.
5. Memerhatikan perubahan tata guna lahan.
6. Membuat penampungan air (danau buatan) sebagai resapan air.
Selain itu, perlu disarankan agar daerah yang berhubungan dengan sungai
yang berhulu di gunung atau taman nasional agar melakukan penyelidikan dan
mengambil langkah antisipatif untuk mencegah banjir. Keberadaan hutan harus
benar-benar kita jaga kelestariannya, karena hutan dapat berfungsi menyerap
air hujan sehingga dapat mencegah banjir dan tanah longsor. Selain itu hutan
juga berfungsi sebagai penyaring udara.
Saat terjadi banjir, tindakan yang dilakukan antara lain segera menyelamatkan
diri ke tempat yang aman, menyelamatkan barang-barang berharga sehingga
tidak rusak atau hilang terbawa banjir, dan memantau kondisi ketinggian air setiap
saat sehingga bisa menjadi dasar untuk tindakan selanjutnya.
Sumber:
www.wordpress.com,
2009
Gambar 10.9
Sebagian besar
musibah banjir disebabkan karena
ulah manusia yang mengabaikan
lingkungannya.
Bab 10 Budaya Hidup Sehat
171
Rangkuman
¶
Gempa di dunia diperkirakan terjadi sekitar 400 - 500 kali dalam setahun,
sedangkan di Indonesia terjadi sekitar 40 - 50 kali dalam setahun.
¶
Api terjadi karena persenyawaan dari:
¤
sumber panas, seperti energi elektron, sinar matahari, reaksi kimia,
dan perubahan kimia;
¤
benda mudah terbakar, seperti bahan-bahan kimia, bahan bakar, kayu,
dan sebagainya; serta
¤
oksigen.
Info Khusus
¶
Api yang kecil sangat bermanfaat, akan tetapi api yang besar akan menimbulkan
kebakaran yang bisa mengakibatkan kerusakan bangunan bahkan korban jiwa.
¶
Cara menghindari bahaya kebakaran antara lain tidak membuang puntung rokok
di sembarang tempat, menyalakan obat nyamuk di tempat yang aman, tidak
meninggalkan kompor saat menyala, dan menyediakan alat pemadam api
ringan.
¶
Gempa bumi merupakan peristiwa alam yang terjadi karena gangguan mendadak
pada lapisan batuan yang terdapat di dalam bumi sehingga menimbulkan getaran
di permukaan bumi. Gempa bumi dapat menghancurkan bangunan, menimbulkan
tsunami, bahkan merenggut korban jiwa.
¶
Cara menghadapi gempa bumi antara lain berlindung dari reruntuhan akibat
gempa, segera keluar dari bangunan, mematikan kompor dan alat-alat elektronik.
Bencana alam bisa terjadi kapan saja dan di mana saja. Oleh karena itu kita
harus tanggap, apabila tiba-tiba bencana tersebut datang. Misalnya ketika terjadi
kebakaran, ketika menghubungi Dinas Pemadam Kebakaran, berikan informasi
yang jelas mengenai apa yang terbakar dan menyebut lokasi dengan jelas. Hal ini
berguna agar personil pemadam kebakaran dapat mengirim unit pemadam yang
sesuai dengan kejadian. Penanganan musibah kebakaran berbeda satu sama lain.
Misalnya jika yang terbakar pom bensin, petugas akan mengirimkan mobil pemadam
yang mempunyai peralatan khusus, seperti mobil foam, sementara jika yang terbakar
gedung bertingkat, petugas akan mengirimkan mobil tangga.
Tips & Trik
172
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan untuk SMP/MTs Kelas IX
¶
Gunung meletus merupakan gejala vulkanisme dengan ditandai keluarnya
magma dari perut bumi.
¶
Cara menghadapi bencana gunung meletus antara lain dengan adanya peringatan
dini mengenai akan terjadinya gunung meletus, daerah rawan letusan tidak dijadikan
lahan permukiman, dan tersedia lahan pengungsian yang jauh dari letusan gunung
berapi.
¶
Banjir yaitu peristiwa meluapnya air sungai sehingga menggenangi daerah
sekitarnya. Pada keadaan tertentu, banjir dapat menghilangkan harta benda,
rumah, bahkan nyawa manusia.
¶
Cara menghadapi bencana banjir antara lain menyelamatkan diri ke tempat
yang aman, matikan peralatan listrik/sumber listrik, mengamankan barang
berharga dan dokumen berharga.
A.Pilihlah jawaban yang paling tepat!
1. Zat-zat di bawah ini yang dapat menyebabkan kebakaran adalah ... .
a. minyak goreng
c. air
b. alkohol
d. sabun cuci
2. Di bawah ini yang dapat menyebabkan terjadinya kebakaran,
kecuali
... .
a. membuang puntung rokok sembarangan
b. tidak merawat kompor minyak tanah
c. mematikan kompor setelah selesai memasak
d. adanya korsleting listrik
3. Upaya yang dilakukan agar lingkungan tempat tinggal kita terhindar dari
banjir adalah ... .
a. merawat saluran air yang terdapat di sekitar lingkungan
b. melarang masyarakat membuang air
c. menutup saluran air yang terdapat di lingkungan
d. membuat bendungan pada saluran air yang menuju lingkungan kita
4. Penyebab meletusnya gunung api adalah ... .
a. keluarnya jenis batuan dari lubang kepundan
b. melelehnya lahar melalui lereng gunung
c. terlontarnya lava karena tekanan gas dan magma
d. keluarnya asap dan debu dari kepundan
5. Kebakaran yang sering terjadi di lingkungan rumah tangga disebabkan oleh
... .
a. tersimpannya zat kimia c.
mati lampu
b. kompor meledak
d. membuang puntung rokok
Evaluasi Bab 10
Bab 10 Budaya Hidup Sehat
173
6. Hal utama yang harus dilakukan jika terjadi kebakaran adalah ... .
a. mendatangkan polisi
c. mendatangkan dokter
b. menghubungi tetangga d.
menyiram dengan air
7. Usaha yang perlu dilakukan agar tabung gas tidak meledak adalah ... .
a. selalu membeli tabung gas yang baru
b. mencuci tabung gas
c. mengecat tabung gas
d. mengecek bocor tidaknya tabung gas
8. Salah satu usaha yang tepat untuk memadamkan api sebelum terlalu besar
adalah ... .
a. disiram dengan bensin
b. ditiup
c. mendatangkan pemadam kebakaran
d. memakai karung goni yang basah
9. Gempa bumi tektonik lebih berbahaya daripada gempa bumi vukanik,
karena ... .
a. telah terjadi pergeseran pada lapisan bumi
b. melelehnya jenis batuan dalam perut bumi
c. telah terjadi runtuhan pada lubang di bawah tanah
d. magma keluar dari dapur magma melalui lubang kepundan
10. Gempa bumi yang disebabkan karena gunung meletus disebut ... .
a. gempa bumi tektonik
c. gempa bumi vulkanik
b. gempa bumi runtuhan
d. gempa tsunami
11. Salah satu upaya untuk penanggulangan gempa bumi adalah ... .
a. merancang bangunan yang tahan gempa
b. merancang bangunan dari plastik
c. merancang bangunan dari baja
d. merancang bangunan dari batu bata
12. Di bawah ini adalah faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya
banjir,
kecuali ... .
a. membuang sampah di sungai
b. kawasan kumuh di sepanjang sungai
c. melakukan tebang pilih pohon
d. erosi
13. Informasi mengenai gempa beserta kekuatannya bisa diperoleh dari ... .
a. Dinas Perhubungan
c. BMG
b. Dinas Keamanan
d. V ulkanologi
14. Hal-hal yang
tidak
terjadi sesaat setelah gempa bumi berlangsung adalah
.
a. tanah longsor
c. tsunami
b. rekahan permukaan
tanah d. sedimentasi
174
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan untuk SMP/MTs Kelas IX
15. Di bawah ini yang
bukan
merupakan kerugian akibat gunung meletus adalah
... .
a. terjadinya gelombang pasang
b. munculnya gas beracun
c. terjadi perubahan cuaca
d. hilangnya harta benda
16. Yang dimaksud dengan rehabilitasi dalam penanganan bencana alam adalah
... .
a. penataan kembali daerah yang dilanda bencana
b. upaya memperkecil jatuhnya korban jiwa dan harta
c. upaya pemulihan kembali korban bencana
d. penghijauan hutan kembali
17. Meningkatnya permukaan air di daerah aliran sungai dapat menyebabkan
terjadinya .
a. tanah longsor
c. banjir
b. gempa bumi
d. erosi
18. Akibat yang menguntungkan bagi masyarakat setelah gunung api meletus
adalah di daerah bekas letusan dapat dijadikan ... .
a. pabrik
b. tambak udang
c. lahan pertanian yang subur
d. objek wisata dan rekreasi
19. Sumber gempa yang terletak di
dalam bumi disebut .
a. episentrum
c. tektonik
b. hiposentrum
d. tsunami
20. Penyebab kompor minyak tanah meledak adalah ... .
a. episentrum
c. api biru
b. kehabisan minyak tanah d. sumbu tidak rata
B.Jawablah dengan singkat dan benar!
1. Sebutkan 5 (lima) cara menghindari bahaya kebakaran!
2. Mengapa kompor yang meledak tidak boleh dipadamkan dengan air?
3. Bagaimana upaya penyelamatan kebakaran?
4. Sebutkan jenis-jenis gempa!
5. Sebutkan 4 (empat) bencana alam yang pernah terjadi di Indonesia!
6. Sebutkan 3 (tiga) macam cara pencegahan dan penanggulangan banjir!
7. Sebutkan 5 (lima) tanda-tanda gunung akan meletus!
8. Bagaimana upaya penyelamatan ketika terjadi gempa bumi?
9. Jelaskan tindakan yang perlu dilakukan ketika terjadi banjir!
10. Sebutkan 3 (tiga) macam zat yang dikeluarkan letusan gunung api!
175
Brown, Jim. 1999.
Tenis Tingkat Pemula
. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Carr, Gerry A. 1997.
Atletik untuk Sekolah
. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Deni Yudiawan.
Panduan Praktis Berpetualang di Alam Bebas
. Bandung: Puspa Swara.
Departemen Pendidikan Nasional. 2006.
Standar Isi Satuan Pendidikan Menengah Pertama
. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
Grice, Tony. 1999.
Bulu Tangkis Petunjuk Praktis untuk Pemula dan Lanjut
. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.
Hodges, Larry. 1999.
Tenis Meja Tingkat Pemula. Jakarta
: PT RajaGrafindo Persada.
Johansyah Lubis. 2004.
Pencak Silat Panduan Praktis
. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Mieke, Danny. 2007.
Dasar-dasar Sepak Bola, Cara yang Lebih Baik untuk Mempelajarinya
.
Bandung: Pakar Raya.
Oliver, Jon. 2007.
Dasar-dasar Bola Basket, Cara yang Lebih Baik untuk Mempelajarinya
. Bandung:
Pakar Raya.
Potter, Diane, dan Lyn V Johnson. 2007.
Softball: Steps to Succes.
Champaign IL: Human Kinetics.
Sayuti Sahara. 2002.
Senam Dasar
. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.
Syarkey, Brian J. 2003.
Kebugaran dan Kesehatan
. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Thomas, David G. 1998.
Renang Tingkat Pemula
. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Tim Editor. 2003.
Banjir dan Tanah Longsor.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Tim Editor. 2003.
Gunung Meletus (Seri Bencana Alam di Indonesia)
. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Tim Ensiklopedi. 2005.
Ensiklopedia Umum untuk Pelajar
. Jakarta: PT Ichtiar Baru van Hoeve.
Viera, Barbara L dan Bonnie Jill Ferguson. 1996.
Bola Voli Tingkat Pemula
. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.
Wahjoedi. 2001.
Landasan Evaluasi Pendidikan Jasmani
. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Zollt Hartyani. 2006.
Bola Basket untuk Semua, Buku Pegangan bagi Pecinta Bola Basket
. Jakarta:
Bidang III PB Perbasi.
encarta encyclopedia,
2006
www.blogspot.com
, 2009
www.books.google.co.id
, 2009
www.e-smartschool.com
, 2009
www.fotografer.net
, 2009
www.geocities.com
, 2009
www.google.com,
2009
www.indo-work.com
, 2009
www.kjtm.sm.kita.net.my
, 2009
www.kutaikartanegara.com
, 2009
www.microsoft.com
, 2009
www.nasapunta.blog.dada.net
, 2009
www.pbase.com,
2009
www.sabhawana.com,
2009
www.ssc.gov.sg
, 2009
www.supervht.com,
2009
www.universalsports.com
, 2009
www.wordpress.com,
2009
www.yogyes.com,
2009
Daftar Pustaka
Daftar Pustaka
176
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan untuk SMP/MTs Kelas IX
atletik
: cabang olahraga terutama yang dilakukan di luar dan memerlukan
kekuatan, ketangkasan, dan kecepatan, terdiri atas nomor-nomor lari,
jalan, lompat, lempar
base
: tempat hinggap pelari dalam permainan
softball
batting
: memukul bola dari suatu benda yang dilambungkan dalam permainan
softball
bivak
: pondok (tempat bermalam) sementara di tengah hutan
blocking
: teknik bertahan yang dilakukan di atas net
bunt
: pukulan bola dengan ayunan
cath fly ball
: teknik menangkap bola lambung
cath ground ball
: teknik menangkap bola gulir
cath strike ball
: teknik menangkap bola lurus
cross step
: langkah silang
daya tahan otot : kemampuan otot-otot untuk melakukan tugas gerak yang membebani
otot dalam waktu yang cukup lama
elakan
: usaha pembelaan yang dilakukan dengan sikap kaki yang tidak berpindah
tempat atau kembali ke tempat semula
grip
: bagian di mana raket dipegang, termasuk cara memegangnya
guling belakang :
menggulingkan badan ke belakang, dengan posisi badan tetap harus
membulat, yaitu kaki dilipat, lutut tetap melekat di dada, kepala
ditundukkan sampai dagu melekat di dada
guling depan :
berguling ke depan atas bagian belakang badan (tengkuk, punggung,
pinggang, dan panggul bagian belakang)
guling lenting :
gerakan melenting badan ke atas depan yang disebabkan oleh lemparan
kedua kaki dan tolakan kedua tangan
handstand
: sikap tegak dengan bertumpu pada kedua tangan atau tegak atas kedua
tangan dengan siku-siku lurus, kedua kaki rapat dan lurus ke atas
headstand
: sikap tegak dengan bertumpu pada kepala dan ditopang kedua tangan
hiking
: perjalanan ke gunung/hutan
korsleting :
terputusnya arus listrik karena kawat
yang bermuatan arus positif dan
negatif bersentuhan sehingga terjadi hubungan pendek
lava
: bahan vulkanis
dalam keadaan cair yang keluar dari kepundan gunung
berapi
lokasi
: letak, tempat
magma
: lelehan batuan pada kerak bumi yang sangat panas
meroda
: latihan dengan tumpuan tangan yang dilakukan secara bergantian dengan
singkat, selain itu ada saat posisi badan yang terbalik (kepala berada di
bawah)
modifikasi :
pengubahan
passing
: upaya mengoperkan bola dengan dimainkan kepada teman seregunya
guna untuk dimainkan di lapangan sendiri
Glosarium
177
pelampung : barang
yang ringan terapung yang dapat menahan supaya tidak tenggelam
pitcher
: pelempar bola dalam permainan
softball
pivot
: berputar ke segala arah dengan bertumpu pada satu kaki (kaki poros)
pada saat pemain tersebut menguasai bola, dengan tujuan melindungi bola
dari pemain lawan
pukulan
backhand
: pukulan yang dilakukan oleh tangan kanan pemain dengan lengan
menyilang di depan tubuh ke arah kiri
pukulan
forehand
: pukulan yang dilakukan oleh tangan kanan pemain pada bola yang berada
di sisi kanan tubuhnya
pukulan
volley
: pukulan yang dilakukan oleh tangan kanan pemain dengan lengan
backhand
menyilang di depan tubuh ke arah kiri sebelum bola memantul di lapangan
pukulan
volley
: pukulan yang dilakukan oleh tangan kanan pemain pada bola yang
forehand
berada di sisi kanan tubuhnya sebelum bola memantul di lapangan
raket
: benda yang digunakan untuk memukul bola, bidang bet termasuk lapisnya
roll kip
: gerak melecutkan kaki ke depan atas setelah tengkuk menempel matras
dengan sumber gerakan dari pinggang
senam
: gerak badan dengan gerakan tertentu, seperti menggeliat, menggerakkan,
dan meregangkan anggota badan
servis
: pukulan yang dilakukan untuk memainkan bola pertama kali di awal poin
servis
backhand
: servis yang dilakukan oleh tangan kanan pemain dengan lengan menyilang
di depan tubuh ke arah kiri
servis
forehand
: servis yang dilakukan oleh tangan kanan pemain pada bola yang berada di
sisi kanan tubuhnya
sikap lilin :
sikap yang dibuat dari sikap semula tidur telentang, kemudian mengangkat
kedua kaki (rapat) lurus ke atas dengan kedua tangan menopang pinggang
simpai
: lingkar atau gelang-gelang dari rotan atau logam
sit up
: latihan kekuatan perut dengan mengangkat badan dengan kedua tangan
di belakang kepala
sliding
: berhenti pada suatu
base
sambil menahan luncuran dengan cara
menjatuhkan badan ke muka atau ke belakang guna menghindari penjaga
agar selamat mencapai
base
smash (spike)
: pukulan utama dalam melakukan penyerangan ke daerah lawan,
pengembalian atau pukulan
overhead
yang dipukul ke arah bawah menuju
lapangan lawan dengan kecepatan dan kekuatan yang besar
straddle
: gaya guling perut
swing
: pukulan bola dengan ayunan
tangkisan :
usaha pembelaan dengan cara mengadakan kontak langsung dengan
serangan
volley
: suatu pukulan yang dilakukan sebelum bola memantul di lapangan
vulkanisme :
memiliki sifat gunung berapi
Glosarium
178
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan untuk SMP/MTs Kelas IX
Indeks
A
air 132, 133, 134, 135, 136, 137, 138, 139, 140, 141,
142, 143, 144, 150, 151, 155, 156, 158, 160,
163, 164, 165, 167, 169, 170, 172, 173, 174
aktivitas 81, 82, 83, 84, 85, 96, 99, 101, 113, 114,
131, 146, 149, 156, 157, 164, 169,
alam 102, 109, 110, 114, 115, 116, 119, 122, 123,
124, 125, 127, 128, 129, 130, 132, 133, 134,
135, 136, 137, 138, 139, 140, 141, 142, 143,
144, 145, 146, 148, 149, 150, 151, 152, 153,
154, 155, 156, 157, 158, 159, 160,
162, 163, 164, 165, 166, 167, 169, 171, 173, 174
alat 77, 83, 85, 93, 95, 100, 102, 108, 109, 110,
112, 113, 114, 116, 117, 118, 119, 123, 124,
127, 128, 129, 130, 148, 149, 157, 158, 162,
163, 166, 171, 172
api 109, 137, 146, 148, 150, 151, 152, 153, 157,
159, 160, 162, 163, 164, 165, 166, 167, 168,
169, 171, 172, 173, 174
atletik 53, 54, 56, 59, 61, 63, 64, 67, 68
ayunan 16, 42, 43, 45, 57, 60, 67, 68, 79, 120, 121,
122, 127, 128, 130, 136
B
banjir 147, 161, 162, 168, 169, 170, 172, 173, 174
basket 1, 2, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 28, 29, 30, 31,
32, 34, 65, 66
bela diri 71, 72, 75, 77
bencana 161, 162, 164, 165, 167, 168, 169, 171,
172, 174
bivak 146, 150, 158, 160
bola 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15,
16, 17, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28,
29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 39, 40, 42, 43,
44, 45, 46, 47, 48, 49, 50, 51, 52, 58, 59, 62,
65, 66, 68, 93, 98, 114, 127, 129
bulu tangkis 35, 36, 38, 39, 42, 45, 49, 50, 51, 52
E
elakan 73, 76, 77, 78, 80
F
fisik 6, 30, 49, 67, 77, 85, 89, 92, 96, 97, 98, 99,
102, 109, 127, 141, 148, 149, 151, 153, 157
G
gada 114, 115, 119, 122, 123, 124, 125, 130
gaya bebas 131, 132, 136, 137, 138, 139, 140, 141,
142, 143, 144
gaya punggung 131, 132,
133, 134, 135, 136, 141,
142, 143, 144
gempa bumi 162, 164, 165, 166, 167, 171, 173, 174
gerak 102, 103, 104, 105, 106, 107, 108, 109, 110,
111, 112, 114, 115, 116, 117, 118, 119, 120,
121, 122, 123, 124, 125, 126, 127, 128, 129,
130, 132, 133, 134, 135, 136, 137, 138, 139,
140, 141, 142, 143, 144
gerak 3, 4, 7, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 21, 22, 23,
24, 25, 27, 28, 29, 31, 33, 34, 38, 42, 43, 45,
48, 50, 51, 52, 54, 56, 57, 58, 59, 60, 62, 63,
64, 65, 66, 67, 68, 69, 70, 72, 77, 78, 79, 80,
81, 82, 83, 84, 85, 86, 87, 90, 91, 94, 95, 97,
98, 99, 100 132, 133, 134, 137, 138, 142, 143,
144, 153, 164, 168, 169
H
hitungan 114, 116, 117, 118, 119, 120, 121, 122,
123, 124, 125, 126, 127
I
irama 113, 114, 115, 116,
117, 118, 119, 120, 121,
122, 123, 124, 125, 126, 127, 128, 129, 130
J
jasmani 81, 82, 83, 87, 89, 90, 91, 92, 93, 94, 95,
96, 97, 98, 99, 100, 146
K
kayuhan 134, 136, 139, 140
kebakaran 162, 163, 164, 171, 172, 173, 174
kebugaran 81, 82, 83, 89, 90, 91, 94, 95, 96, 97,
98, 99, 100, 149
kekuatan 6, 17, 65, 82, 83, 84, 85, 90, 95, 97, 98,
99, 100, 111, 114, 128, 130, 132, 173
kelentukan 82, 83, 87, 95, 97, 98, 99, 100, 111,
114, 115, 127, 128, 129, 130
kelenturan 82, 90, 97, 114
kelompok 24, 37, 38, 40, 44, 45, 46, 47, 48, 55, 63,
64, 66, 67, 90, 93, 94, 129, 130, 147, 150,
156, 164
kok 36, 37, 38, 39, 47, 50, 56, 68, 69, 70
kombinasi 2, 4, 5, 10, 15, 16, 17, 21, 25, 36, 42, 45,
63, 84, 114, 116
korban 154, 155, 160, 162, 164, 165, 167, 168,
171, 174
korsleting 162, 172
L
lantai 12, 13, 20, 67, 101, 102, 108, 109, 110, 111,
112
lari 3, 11, 15, 20, 21, 44, 45, 46, 51, 54, 55, 56, 57,
59, 65, 67, 68, 69, 70, 84, 86, 87, 89, 90, 91,
92, 93, 94, 95, 97, 98, 99, 100
179
latihan 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16,
17, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 29, 30, 31, 36, 37,
38, 39, 40, 41, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 54,
56, 57, 58, 59, 60, 61, 62, 63, 64, 66, 67, 72,
73, 74, 75, 77, 82, 83, 84, 85, 86, 87, 89, 90,
91, 92, 94, 95, 96, 97, 98, 99, 100, 102, 103,
104, 105, 106, 107, 108, 109, 111, 112, 115,
116, 117, 118, 119, 120, 121, 122, 123, 124,
125, 126, 127, 128, 129, 133, 134, 135, 136,
137, 138, 139, 140, 141, 144, 148
lava 162, 167, 168, 172
lempar 20, 21, 22, 23, 30, 31, 32, 34, 44, 45, 47,
49, 50, 51, 52, 54, 62, 63, 64, 65, 66, 67, 68,
70
lokasi 61, 146, 147, 150, 157, 158, 159, 160, 166,
171
lompat 53, 54, 56, 57, 58, 59, 60, 61, 67, 68, 69,
70, 84, 97, 103, 107, 108, 109, 110
loncat 14, 16, 25, 26, 31, 33, 54, 58, 70, 97, 104,
110, 111, 112, 115,
M
magma 162, 164, 167, 169, 172, 173
matras 47, 48, 58, 67, 76, 102, 110, 111, 112, 129,
148
meluncur 132, 134, 136, 137, 139, 140, 141, 144
mengapung 132, 133, 134, 135, 137, 138
modifikasi 2, 7, 9, 10, 20, 21, 29, 30, 32, 36,
38, 39, 41, 42, 43, 44, 45, 48, 49, 54, 56, 57,
58, 59, 61, 62, 63, 64, 66, 68, 107, 109, 136,
140
O
olahraga 1, 2, 21, 32, 35, 36, 42, 49, 50, 53, 54,
55, 59, 61, 63, 64, 68, 71, 72, 75, 80, 87, 98,
111, 114, 132, 141, 149
otot 82, 83, 84, 85, 87, 90, 94, 97, 98, 99, 100,
132, 154, 159
P
passing
10, 11, 14, 20, 21, 29, 31, 33, 34
pelampung 132, 133, 135, 137, 138, 140
pemain 2, 4, 5, 6, 7, 8,
9, 10, 11, 14, 16, 17, 18,
19, 20, 21, 22, 26, 27, 28, 29, 30, 32, 33, 34,
36, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 46, 47, 48, 50,
51, 52
pengukuran 82, 89, 100
penjelajahan 145, 146, 147, 148, 149, 150, 153,
154, 155, 156, 157, 158, 159, 160
penyerangan 2, 6, 7, 17, 18, 20, 26, 27, 29, 32, 33,
38, 41, 43, 48
pernapasan 90, 94, 132, 135,
136, 139, 140, 141,
142, 143, 144, 155, 160
pertahanan 2, 5, 6, 7, 17, 18, 19, 20, 26, 28, 29,
32, 38, 41, 43, 48, 73, 77, 80
pola 6, 7, 17, 18, 19, 26, 27, 28, 29, 32, 33, 97
pukulan 10, 11, 16, 33, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42,
43, 44, 45, 46, 49, 50, 51, 52,
72, 73, 74, 75, 77, 78, 79, 80
pukulan
backhand
36, 41, 43, 50, 52
pukulan
forehand
36, 37, 38, 39, 40, 41, 43, 52
pukulan
volley backhand
36, 42, 43, 44, 50, 52
pukulan
volley forehand
36, 42, 43, 44, 50, 52
R
racun 152, 154, 156, 158, 159, 163, 167, 168, 174
regu 3, 10, 11, 16, 17, 18, 20, 21, 26, 27, 32, 34,
38, 39, 41, 44, 50, 52, 58, 61, 64, 66, 119,
120, 122, 123, 127, 130, 153
renang 131, 132, 133, 134, 135, 136, 137, 138,
139, 140, 141, 142, 143, 144
S
senam 82, 89, 101, 102, 108, 109, 110, 111, 112,
113, 114, 115, 116, 117, 118, 119, 120, 121,
122, 123, 124, 125, 126, 127, 128, 129, 130
sepak bola 2, 4, 5, 6, 7, 9, 31, 32, 33, 34, 66
serangan 5, 17, 18, 27, 30, 72, 73, 74, 76, 77, 78,
79, 80
servis
backhand
36
servis
forehand
36, 38, 39, 40, 50, 51, 52
simpai 114, 119, 124, 125, 126, 127, 129, 130
sliding
36, 45, 46, 47, 48, 50, 52
softball
36, 44, 45, 48, 49, 50, 51, 52
T
tangkisan 72, 74, 76, 77, 78, 79, 80
teknik 2, 3, 4, 5, 6, 7, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16,
17, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 29, 30, 31, 32, 33,
34, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46,
47, 48, 49, 50, 51, 52, 54, 55, 56, 57, 58, 59,
61, 62, 63, 64, 65, 66, 67, 68, 70, 72, 73, 74,
75, 76, 77, 79, 94, 96, 98, 102, 108, 109, 112,
114, 119, 120, 122, 123, 124, 125, 126, 127,
129, 130, 132, 133, 134, 135, 136, 137, 138,
139, 140, 143, 144
tendangan 5, 9, 72, 73, 74, 77, 78, 79, 80
tenis 36, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 49, 50, 51, 52,
62, 66
tim 2, 7, 8, 9, 17, 20, 22, 29, 30, 32, 38, 41, 43, 48,
49, 54, 57, 62, 67, 77
V
variasi 2, 4, 10, 15, 16, 17, 21, 25, 36, 42, 45,
54, 55, 58, 72, 75, 85, 102, 116,
120, 123, 125, 130
voli 2, 10, 11, 12, 13, 15, 16,
17, 20, 21, 31, 32, 33, 34, 64
vulkanisme 162, 166, 167, 172
Indeks
180
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan untuk SMP/MTs Kelas IX
1. IKASI
: Persatuan Anggar Seluruh Indonesia
2. PASI
: Persatuan Atletik Seluruh Indonesia
3. PERBASASI :
Perserikatan Bisbol dan Sofbol Amatir Seluruh Indonesia
4. PORDASI
: Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia
5. PORLASI
: Persatuan Olahraga Layar Seluruh Indonesia
6. POBSI
: Persatuan Olahraga Biliar Seluruh Indonesia
7. PABBSI
: Persatuan Angkat Berat dan Binaraga Seluruh Indonesia
8. PERBASI
: Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia
9. PBVSI
: Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia
10. PBI
: Persatuan Boling Indonesia
11. PBSI
: Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia
12. PERCASI
: Persatuan Catur Seluruh Indonesia
13. PODSI
: Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia
14. PGI
: Persatuan Golf Indonesia
15. PGSI
: Persatuan Gulat Amatir Seluruh Indonesia
16. PJSI
: Persatuan Judo Seluruh Indonesia
17. FORKI
: Federasi Olahraga Karate-do Indonesia
18. PERKEMI
: Persaudaraan Bela Diri Kempo Indonesia
19. PRSI
: Persatuan Renang Seluruh Indonesia
20. ISSI
: Ikatan Sport Sepeda Indonesia
21. PERPANI
: Persatuan Panahan Indonesia
22. IPSI
: Ikatan Pencak Silat Indonesia
23. POSSI
: Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia
24. PERSANI
: Persatuan Senam Indonesia
25. PSTI
: Persatuan Sepak Takraw Seluruh Indonesia
26. PSSI
: Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia
27. PERSEROSI : Persatuan Olahraga
Sepatu Roda Seluruh Indonesia
28. PSASI
: Persatuan Ski Air Seluruh Indonesia
29. PSI
: Persatuan Squash Indonesia
30. PELTI
: Persatuan Tenis Lapangan Seluruh Indonesia
31. PTMSI
: Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia
32. PERTINA
: Persatuan Tinju Amatir Indonesia
A. Organisasi Induk Olahraga Di Indonesia
Berikut ini adalah nama-nama organisasi induk cabang olahraga yang ada di Indonesia.
B. Organisasi Kesehatan di Indonesia
Berikut ini adalah nama-nama organisasi kesehatan yang ada di Indonesia.
1. IDI
: Ikatan Dokter Indonesia
2. PDPI
: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia
3. IAPI
: Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia
4. PERHATI
: Perhimpunan Ahli Telinga Hidung dan Tenggorokan
5. PAPDI
: Persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia
6. IDAI
: Ikatan Dokter Anak Indonesia
7. IKABI
: Ikatan Ahli Bedah Indonesia
8. PABOI
: Perkumpulan Ahli Bedah Orthopedi Indonesia
9. PERDAMI :
Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia
10. PDSRI
: Perhimpunan Dokter Spesialis Radiologi Indonesia
11. POGI
: Perhimpunan Obstetri dan Ginekologi Indonesia
12. PERDOSKI : Perhimpunan
Dokter Spesialis Kulit & Kelamin Indonesia
13. PERKI
: Persatuan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia
Lampiran
181
14. IDSAI
: Ikatan Dokter Spesialis Anestesi Indonesia
15. PERSPEBSI :
Perhimpunan Spesialis Ahli Bedah Saraf Indonesia
16. PDSKJI
: Perhimpunan Dokter Spesialis Jiwa Indonesia
17. PERDOSSI :
Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia
18. PERDOSRI : Per
himpunan Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik Indonesia
19. PATKLIN
: Perhimpunan Dokter Fisiologi Patologi Klinik Indonesia
20. PERDAFKI : Perhimpunan Dokter Ahli Farmakologi Kedokteran Indonesia
21. PDSKO
: Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga
22. PERDOSPI :
Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Penerbangan Indonesia
23. PEDFI
: Perhimpunan Dokter Farmaseutika Indonesia
24. PHTDI
: Perhimpunan Hematologi & Transfusi Darah Indonesia
25. IDKI
: Perhimpunan Dokter Kesehatan Kerja Indonesia
26. PAPKI
: Perhimpunan Dokter-Dokter Ahli Parasitologi Klinik Indonesia
27. IBI
: Ikatan Bidan Indonesia
28. IDAGI
: Ikatan Dokter Ahli Gizi Indonesia
C. Kejuaraan Resmi Olahraga
1. Pekan Olahraga Nasional (PON)
Tabel L.1
Penyelenggaraan Pekan Olah Raga Nasional di Indonesia
2.
Thomas Cup
Thomas Cup
(Piala Thomas) adalah kejuaraan bulutangkis internasional untuk nomor beregu pria yang
diadakan setiap dua tahun sekali. Nama kejuaraan ini berasal dari nama Sir George Alan Thomas, mantan
Presiden IBF sekaligus pemain bulutangkis dari Inggris yang menyumbangkan piala tersebut pada tahun
1939. Kejuaraan ini pertama kali diadakan pada tahun 1948-1949.
Tabel L.2
Penyelenggaraan
Thomas Cup
Tanggal
Tuan Rumah
PON
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
X
XI
XII
XIII
XIV
XV
XVI
XVII
XVIII
Surakarta
Jakarta
Medan
Makassar
Bandung
dibatalkan
Surabaya
Jakarta
Jakarta
Jakarta
Jakarta
Jakarta
Jakarta
Jakarta
Surabaya
Palembang
Samarinda
Pekanbaru
8 - 12 September 1948
21 - 28 Oktober 1951
20 - 27 September 1953
27 September - 6 Oktober 1957
23 September - 1 Oktober 1961
1965
26 Agustus - 6 September 1969
4 - 15 Agustus 1973
23 Juli - 3 Agustus 1977
19 - 30 September 1981
9 - 20 September 1985
18 - 28 Oktober 1989
9 - 19 September 1993
9 - 25 September 1996
19 Juni - 1 Juli 2000
2 - 14 September 2004
Maret 2008
2012
Provinsi
Jawa Tengah
DKI Jakarta
Sumatra Utara
Sulawesi Selatan
Jawa Barat
Jawa Timur
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
Jawa Timur
Sumatra Selatan
Kalimantan Timur
Riau
Tuan Rumah
Tahun
1949
1952
1955
1958
1961
1964
Preston, Inggris
Singapura
Singapura
Singapura
Jakarta, Indonesia
Tokyo, Jepang
Pemenang
Malaya
Malaya
Malaya
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Lampiran
182
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan untuk SMP/MTs Kelas IX
3.
Uber Cup
Uber Cup
(Piala Uber) adalah kejuaraan bulutangkis internasional untuk nomor beregu putri yang
diadakan setiap dua tahun sekali. Namun, awalnya kompetisi ini diadakan setiap tiga tahun sekali. Nama
kejuaraan ini berasal dari nama Betty Uber, mantan pemain bulutangkis dari Inggris. Piala Uber yang
pertama kali diadakan pada tahun 1956.
Tabel L.3
Penyelenggaraan
Uber Cup
Tuan Rumah
Tahun
1967
1970
1973
1976
1979
1982
1984
1986
1988
1990
1992
1994
1996
1998
2000
2002
2004
2006
2008
Jakarta, Indonesia
Kuala Lumpur, Malaysia
Indonesia
Bangkok, Thailand
Jakarta, Indonesia
London, Inggris
Kuala Lumpur, Malaysia
Jakarta, Indonesia
Kuala Lumpur, Malaysia
Jepang
Kuala Lumpur, Malaysia
Jakarta, Indonesia
Hongkong
Hongkong
Kuala Lumpur, Malaysia
Guangzhou, Republik Rakyat Cina
Jakarta, Indonesia
Sendai dan Tokyo, Jepang
Jakarta, Indonesia
Pemenang
Malaysia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Republik Rakyat Cina
Indonesia
Republik Rakyat Cina
Republik Rakyat Cina
Republik Rakyat Cina
Malaysia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Republik Rakyat Cina
Republik Rakyat Cina
Republik Rakyat Cina
Tuan Rumah
Tahun
Peme nang
1957
1960
1963
1966
1969
1972
1975
1978
1981
1984
1986
1988
1990
1992
1994
1996
1998
2000
2002
2004
2006
2008
Lancashire, Inggris
Philadelphia, Amerika Serikat
Wilmington, Amerika Serikat
Wellington, Selandia Baru
Tokyo, Jepang
Tokyo, Jepang
Jakarta, Indonesia
Auckland, Selandia Baru
Tokyo, Jepang
Kuala Lumpur, Malaysia
Jakarta, Indonesia
Kuala Lumpur, Malaysia
Nagoya dan Tokyo, Jepang
Kuala Lumpur, Malaysia
Jakarta, Indonesia
Hongkong
Hongkong
Kuala Lumpur, Malaysia
Guangzhou, Tiongkok
Jakarta, Indonesia
Sendai dan Tokyo, Jepang
Jakarta, Indonesia
Amerika Serikat
Amerika Serikat
Amerika Serikat
Jepang
Jepang
Jepang
Indonesia
Jepang
Jepang
Republik Rakyat Cina
Republik Rakyat Cina
Republik Rakyat Cina
Republik Rakyat Cina
Republik Rakyat Cina
Indonesia
Indonesia
Republik Rakyat Cina
Republik Rakyat Cina
Republik Rakyat Cina
Republik Rakyat Cina
Republik Rakyat Cina
Republik Rakyat Cina
183
4. Pesta Olahraga Negara-Negara Asia Tenggara (SEA Games)
Pesta Olahraga Negara-Negara Asia Tenggara (
Southeast Asian Games
) atau SEA Games a
dalah ajang
olahraga yang diadakan setiap dua tahun sekali dan melibatkan 11 negara Asia Tengg
ara. Peraturan pertandingan
di SEA Games di bawah naungan Federasi Olahraga Asia Tenggara (
Southeast Asian Games Federation
)
dengan pengawasan dari Komite Olimpiade Internasional (IOC) dan Dewan Olimpiade Asia (OCA).
Tabel L.4
Penyelenggaraan SEA Games
SEA Games
Tahun
1977
1979
1981
1983
1985
1987
1989
1991
1993
1995
1997
1999
2001
2003
2005
2007
IX
X
XI
XII
XIII
XIV
XV
XVI
XVII
XVIII
XIX
XX
XXI
XXII
XXIII
XXIV
Tuan Rumah
Kuala Lumpur, Malaysia
Jakarta, Indonesia
Manila, Filipina
Singapura, Singapura
Bangkok, Thailand
Jakarta, Indonesia
Kuala Lumpur, Malaysia
Manila, Filipina
Singapura, Singapura
Chiang Mai, Thailand
Jakarta, Indonesia
Bandar Seri Begawan, Brunei
Kuala Lumpur, Malaysia
Hanoi, Vietnam
Manila, Filipina
Nakhon Ratchasima, Thailand
Pemenang
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Thailand
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Thailand
Indonesia
Thailand
Malaysia
Vietnam
Filipina
Thailand
5. Olimpiade
Olimpiade merupakan pesta olahraga terbesar tingkat dunia yang diselenggarakan empat tahun sekali.
Olimpiade pertama kali diadakan pada tahun 776 SM dan hanya cabang atletik yang dipertandingkan. Dalam
perkembangan selanjutnya dimasukkan cabang-cabang olahraga lain, seperti tinju, gulat, dan loncat jauh.
Indonesia pertama kali ikut serta dalam olimpiade pada tahun 1952.
Tabel L.5
Penyelenggaraan olimpiade
Tahun
1896
1900
1904
1908
1912
1916
1920
1924
1928
1932
1936
1940
1944
1948
1952
Penyelenggara
Athena, Yunani
Paris, Perancis
St. Louis, AS
London, Inggris
Stockholm, Swedia
Batal karena Perang DuniaI
Antwerp, Belgia
Paris, Prancis
Amsterdam, Belanda
Los Angeles, AS
Berlin, Jerman
Batal karena Perang Dunia II
Ditiadakan karena PD II
London, Inggris
Helsinki, Finlandia
Tahun
Penyele
nggara
1956
1960
1964
1968
1972
1976
1980
1984
1988
1992
1996
2000
2004
2008
Melbourne, Australia
Roma, Italia
Tokyo, Jepang
Mexico City, Meksiko
Munich, Jerman Barat
Montreal, Kanada
Moskow, Uni Soviet
Los Angeles, AS
Seoul, Korea Selatan
Barcelona, Spanyol
Atlanta, AS
Sydney, Australia
Athena, Yunani
Beijing, Republik Rakyat Cina
Lampiran
184
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan untuk SMP/MTs Kelas IX
D. Rangkaian Tes Kebugaran
1. Tes Keterampilan Kecabangan
(Rangkaian Tes Bola Basket dari Horrison
(1969))
Tujuan
: Untuk mengevaluasi kemampuan menembak,
passing
,
dribbling
, dan
rebound-
ing
dalam permainan bola basket.
Validitas
: Koefisien validitas 0,89.
Reliabilitas
: Koefisien reliabilitas berkisar antara 0,91 sampai 0,97.
Umur dan Jenis Kelamin :
Sesuai untuk siswa SLTP dan SLTA.
Personil
: Seorang penentu waktu untuk keempat item dan masing-masing seorang
untuk setiap item sebagai pencatat.
Perlengkapan
: Sekurang-kurangnya satu bola basket untuk setiap
station
, pita pengukur,
pita untuk membuat tanda-tanda
(marking tape)
, lima buah kerucut, peluit,
kartu pencatat hasil dan bolpoin.
Ruangan
: Untuk tes menembak dan
rebound
di sekitar kedua ring bola basket, untuk tes
dribble
memerlukan lintasan 40 feet x 10 feet; dan untuk tes
passing
diperlukan
dinding yang permukaannya
bebas halangan dan ruang bebas sekurang-
kurangnya 15 feet dari dinding.
Item tes
: Tes menembak,
speed pass
,
dribbling
, dan
rebounding
.
Persiapan
: Setiap
station
untuk
dribbling
disiapkan seperti pada
Gambar L.1
. Lima kerucut
ditempatkan dengan jarak masing-masing 10
feet
dan kerucut pertama
ditempatkan pada garis start. Untuk tes
passing
dibuat garis sejajar dinding dan
berjarak 8 feet dari dinding. Tidak ada persiapan khusus yang diperlukan untuk
tes menembak dan tes
rebound
.
Petunjuk pelaksanaan :
Untuk setiap item tes disediakan dua
station
(8
station
), disiapkan seluruhnya di
bangsal senam. Siswa bergerak dari
station
ke
station
lain dalam regu. Seorang
instruktur bertindak selaku penentu waktu (
timer
) secara sentral, semua tes
dilakukan selama 30 detik. Setiap kelompok siswa menempatkan diri di salah
satu
station
sedang seorang siswa siap melakukan tes.
Instruktur memberi aba-aba siap diikuti dengan peniupan peluit pendek
sebagai tanda dimulainya tes. Tes selama 30 detik berakhir apabila instruktur
membunyikan peluit untuk kedua kalinya. Setiap siswa melakukan dua kali
percobaan (
trial
). Pimpinan regu mencatat hasilnya.
Tes menembak : Siswa berdiri dengan memegang bola pada jarak tertentu dari ring basket.
Dengan aba-aba melalui bunyi peluit, tes menembak 30 detik dimulai. Siswa
menembakkan bola ke ring basket sebanyak mungkin dengan cara yang
dikehendaki. Siswa diberi kesempatan dua kali percobaan (
trial
).
Speed pass
: Siswa berdiri dengan memegang bola, dengan kedua kaki berada di belakang
garis batas. Setelah diberi aba-aba mulai, siswa mendorong bola dengan kedua
tangan terus-menerus ke dinding selama 30 detik. Bola didorong dan diterima
dengan kedua kaki berada di belakang garis. Kesempatan di berikan dua kali.
Men-
dribble
bola : Siswa berdiri di sebelah kanan kerucut pertama. Setelah aba-aba mulai, siswa
men-
dribble
bola melampaui kerucut bergantian melalui sebelah kanan lalu sebelah
kiri. Apabila siswa sampai pada kerucut kelima, maka ia melingkarinya dan kembali
melalui sebelah kanan kemudian sebelah kiri kerucut. Siswa men-
dribble
bola
selama 30 detik. Kesempatan diberikan dua kali.
5
6
7
4
3
8
9
2
1
10
10 ft
10 ft 10 ft 10 ft
starting line
obstacles
Gambar L.1
Denah lapangan tes
dribble
bola basket dari Horisson.
185
Rebounding
: Siswa berdiri dengan memegang bola, pada jarak tertentu dari ring basket.
Setelah diberi aba-aba mulai, siswa melempar bola ke
papan. Setelah bola
memantul kembali, siswa melompat, menangkap bola, dan mengembalikan bola
ke papan lagi sebelum mendarat di lantai. Apabila siswa
tak dapat melakukannya,
maka ia boleh menangkap bola dan mendarat di lantai sebelum mengembalikan
bola ke papan. Kesempatan diberikan dua kali.
Skoring
Tes menembak : Satu angka diberikan untuk setiap bola yang masuk ke ring. Skor siswa adalah
jumlah angka terbaik dari dua kali percobaan.
Speed Pass
: Satu angka diberikan untuk setiap bola yang mengenai dinding. Skor siswa
adalah jumlah angka terbaik dari dua kali percobaan.
Dribbling
: Satu angka diberikan setiap kali siswa mencapai titik tengah kerucut. Skor
siswa adalah jumlah angka terbaik dari dua kali percobaan.
Rebounding
: Satu angka diberikan setiap kali bola mengenai papan. Skor adalah jumlah
angka terbaik dari dua kali percobaan.
Norma
: T-skor (Strand & Wilson, 1993: 101-103)
Tabel L.6
Norma Persentase Lemak Tubuh
Kurang
Sangat baik
Baik
Sedang
Lebih
Gemuk
1
5
4
3
2
1
< 5 %
5 - 10 %
11 - 14 %
15 - 17 %
18 - 19 %
> 20 %
< 10 %
10 - 15 %
16 - 19 %
15 - 17 %
18 - 19 %
> 20 %
Kategori
Skor
Putra
Putri
Contoh:
Berat badan Abimanyu 55 kg dan tinggi badan 1,65 m, maka indeks massa tubuh (BMI) = 20,20.
(Hasil perhitungan ini selanjutnya dikonversikan pada
Tabel L.6
)
2. Tes Antropometri
Pengukuran komposisi tubuh pada calon atlet meliputi pengukuran indeks massa tubuh dan pengukuran
lemak tubuh.
Pengukuran Indeks Massa Tubuh
a. Tujuannya :
untuk mengetahui status gizi calon atlet.
b. Fasilitas dan alat :
meteran (alat untuk mengukur tinggi badan) dan timbangan (alat untuk
mengukur berat badan).
c. Petugas : pengukur tinggi badan, pengukur berat badan, dan pencatat skor.
d. Pelaksanaan :
1) Pengukuran Tinggi Badan
Calon atlet berdiri tegak tanpa alas menghadap lurus ke depan, posisi kepala tegak, pandangan
mata horizontal. Kepala, bahu, siku, pinggul, dan tumit menempel pada dinding. Kemudian,
diukur dari bawah sampai kepala.
2) Pengukuran Berat Badan
Peserta calon atlet berdiri di atas timbangan dengan memakai baju seringan mungkin tanpa alas,
untuk putra telanjang dada. Berat badan ditimbang dengan alat timbangan yang standar.
3) Penilaian
Skor tinggi badan dicatat dalam satuan cm, dengan ketelitian 0,1 cm. Skor berat badan dicatat
dalam satuan kg, dengan ketelitian 0,1 kg. Penilaian indeks massa tubuh atau
body mass index
(BMI) dapat ditentukan dengan menggunakan rumus:
BMI =
2
BB
TB
Keterangan:
BMI :
body mass index
(indek massa tubuh)
BB : berat badan dengan satuan kg
TB : tinggi badan dengan satuan meter
Lampiran
186
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan untuk SMP/MTs Kelas IX
3. Tes Kebugaran (Tes Lari 1,6 km)
a. Tujuan :
untuk mengukur kapasitas aerobik atau VO
2
max.
b. Fasilitas dan al
at: meteran, lintasan yang datar, dan
stopwatch
.
c. Pelaksanaan :
Dengan menggunakan start berdiri, setelah diberi aba-aba oleh petugas, peserta
tes lari menempuh
jarak sejauh 1,6 km.
d. Penilaian :
Jarak yang ditempuh diambil waktu yang terbaik dalam menit dan detik.
Tabel L.7
Norma lari 1,6 km untuk pria
Tabel L.8
Norma lari 1,6 km untuk wanita
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat kurang
6:23 - 5.40
7:00 - 6:24
7:50 - 7:01
8:50 - 7:56
> 8:51
6:13 - 5:31
6:50 - 6:14
7:48 - 6:51
8:34 - 7:49
>10:54
Kategori
14
6:27 - 5:45
7:18 - 6:28
6:14 - 7:19
9:28 - 8:15
> 9:29
15
16
17
6:08 - 5:14
6:50 - 6:09
7:48 - 6:51
8:34 - 7:49
>10:39
Usia
E. Tes Kesehatan pada Usia 7-18 Tahun
Sangatlah penting untuk melakukan
medical check up
secara teratur. Dengan begitu, kita dapat
memonitor kesehatan tubuh dan dapat menangani penyakit sesegera mungkin. Berikut ini tes-tes kesehatan
yang harus dilakukan pada usia 7-18 tahun.
Usia 7-12 tahun
1. Pengukuran tinggi dan berat badan.
2. Pemeriksaan tekanan darah.
Usia 13-18 tahun
1. Pengukuran tinggi dan berat b